http://www.blogger.com/display?blogID=1306210893175373071&mode=layout&pageToken=5HHlHDfG_1Z2e0mJo1q

Tentang Inyonk


Inilah aku, Niki kawulo, iye abdi, it's mE, Kiye inyonk, ini guE. Bukannya sombong, tapi kata orang bijak, seorang pemuda harus berani membusungkan dadanya dan berani mengatakan bahwa inilah aku. Bukan yang bangga dengan harta atau ketenaran dan kekayaan orang tuanya.

Nama asliku adala Solahuddin, kemudian dilengkapi dengan Rabbanie, yang katanya berarti ‘Pendidik Orang-orang yang berilmu yang selalu menegakkan agama (Islam)’. Sejak SMA, temen-temen memanggilku Aden. Itupun karena pada waktu Masa Orientasi saya memakai nama itu. Panggilan ini lebih ku sukai daripada nama asliku. Karena kupikir, nama ini lebih keren, hehe………

Ayahku dulu adalah seorang pejabat tinggi di sebuah pabrik gula. Kerja ayahku adalah menaiki pohon kelapa yang cukup tinggi sekedar untuk mengambil sari –sarinya untuk dibuat gula. Orang –orang menyebutnya 'nderes'. Yang menjabat sebagai seksi ‘Penggojlogan’ adalah anak-anaknya, termasuk aku yang juga pernah bertugas untuk ‘ngarit’ (ngrumput-Red).

Ummyku dulu adalah karyawan PT yang setiap subuh harus sudah berada di kantornya, untuk bekerja. Beliau bekerja di bagian 'pemetikan' bunga yang jarak dari rumah ke kantornya (kebun-red) berjarak sekitar 2 km. Setiap pagi beliau pergi ke kantor dengan berjalan kaki.

Ummy aku mencintaimu dengan setulus hatiku. Mohon maaf jika aku sering membantahmu dan menyakitimu... engkau adalah semangatku ummy..

Aku mempunyai dua orang kakak yang ganteng, keren dan gaul. Mereka adalah Muthoriq Ibadillah dan Suparmo. Dari mereka aku banyak belajar tentang hidup dan kehidupan.

Muthoriq Ibadillah, ia adalah kakakku yang pertama. Ia adalah kakakku yang paling aku kagumi. Darinyalah aku banyak belajar tentang arti hidup dan perjuangan. Dia orang yang memiliki kemauan keras dan tak peduli dengan pandangan sinis orang. Let it flow, katanya. Orang – orang di kampungku suka menyebutnya dengan si Gemblebes atau si kemaki. Tapi dia telah berhasil membuktikan kepada dunia, bahwa dia bukanlah Pecundang. Orang-orangpun sekarang salut padanya, hmmm… I love you brother… aku bangga menjadi adikmu.

Suparmo, kakakku yang kedua ini juga merupakan panutanku. Darinya aku banyak belajar dan mendapatkan banyak petuah. Meski banyak pandangan sinis dan hanya dipandang sebelah mata ketika masih sekolah sampai dia kuliah, karena mereka pikir tidak akan mungkin bisa membayar biayanya toh nyatanya dia sekarang telah berhasil meraih gelar sarjana pendidikan. Katanya “jika kita menuruti omongan orang, pasti kita tidak akan bias maju. Jika hanya dengan cacian terus kita berhenti melangkah, pasti tidak akan pernah mengalami sukses”. Kakakku ini memang cerdas, aku juga bangga memiliki kakak seperti dia. Banyak petuahnya yang akan selalu aku ingat untuk bekal kehidupanku. Aku bangga memiliki 2 kakak yang menyayangiku dan mereka juga pintar. Aku mencintaimu kak, aku bangga punya kakak sepertimu.

Brother, I Love You Verry Much…
Ini hanyalah sejarah, tentang kisahku dan tentang langkahku

Se Waktu SD, aku sering dikucilkan teman sekelasku karena kondisiku yang kata orang, aku orangnya super nakal dan bandel. Makannya setiap ada kasus, entah ada anak lain nangis, ada perkelahian sering aku menjadi sasaran 'kambing hitam'. Aku selalu dituduh sebagai BIANG KEROK (Wew, seeru kan aku jadi biang, heheee...). Aku dimusuhi banyak teman dan juga orang-orang, karena katanya aku ini GEMBLEBES, (orang wetan mengatakan Kemaki-red).

Pernah waktu itu di kelas 5 SD, ada yg main karet di kelas, gayanya wuiihhh... seolah dia adalah jagoan neon. Dia beraksi menunjukkan kebolehannya dengan njimprak-njimprak (sejenis lonjak-lonjak kaya joshuauaua-red) sesuka dia. Namun tiba-tiba......

Gubrakkk.....!!

Dia terjatuh dan giginya patah. Dia menangis sejadi-jadinya. Dalam hati kubilang “amur..! rasakna dewek kowe..” kalo bahasa gaulnya “syukurin..! rasain lo..!
Tapi apa yang terjadi.....???

Dia menuduhku bahwa aku yang menjatuhkannya...!! gila...!
Guru memarahiku, orang tuaku juga ikut memarahiku, trus orangtua bocah itu juga datang kerumahku dan me nyalthoni (memaki-red) keluargaku. Sungguh aku tak bisa terima, tapi apa dayaku, maklum diriku mahlik nista, Aku di fitnah.

Kasihan banget ya gw..! dia menuduhku bahwa aku yang menjatuhkannya.. dasar Bang**t..!!

Hatiku terus menggerutu dan menyumpahinya. Pada waktu itu aku sangat dendam, sampai saat inipun sebenernya masih membekas, padahal kejadiannya sudah 13 tahun yang lalu. Tapi kakakku pernah bilang, dendam tidak akan menyelesaikan masalah. Biarkan mereka capek dengan perbuatan mereka. Biar pengadilan yang maha adil yang akan mengadilinya.
Huff..!!! Baiklah... OKELAH KALO BEG BEG BEGITU…!!!

Orangtuaku berjuang keras untuk membiayai kami anak-anaknya. Ummyku harus bermuka tebal karena harus menahan malu, ketika mau meminjam uang kepada tetangga untuk melunasi biaya sekolah kakakku waktu itu. Orang banyak yang sinis ketika melihat keluarga kami.
Mbok ya mikir, kowe si sapa..? nylinguk maring githoke... koe si sapa..? anake sapa...? kerjananmu apa. Koq ya ndadak nyekolahna anake duwur-duwur. Sekolah kuwe biayane gedhe, Mikr bae nggo manganmu karo anakmu disit..! nggo mangan be kangelan arep sekolah duwur-duwur, arep the biayai nganggo apa..? nganggo godong..? kaya si wedus lha cukup nganggo suket. Mbok ya mikirr... !
Begitulah kira-kira orang bilang ke keluarga kami.

Ketika meminjam uang, bukannya mendapat pinjaman, malah cacian yang di dapat. Kalau gak mau ngasih pinjaman ya sudahlah, kenapa harus memaki…?? Tapi orangtuaku tidak pernah putus asa, meski kadang mengeluh.

Namun ayahku adalah seorang kesatria, dan Ummyku adalah seorang Srikandi. mereka selalu memotuvasi anak-anaknya untuk terus tetap belajar dan jangan pedulikan apa kata orang. Beliau selalu mendukung kami meski harus di hujat banyak orang. Aku bangga memiliki keluarga seperti kalian.

Sinau sing rajin ya nak, dewek mbokan ora bias ngwarisi banda nggo koe-koe pada. Tapi ya sebisa-bisane tek bekali ilmu. Mergane nganggo ilmu, dewek bias slamet dunya aherate. Nggoleta ilmu sing manfangat ya nak, nganggo ilmu koe pada bisa dadi wong sing migunani tumrap agama lan sesame

yang artinya kurang lebih..…

“belajar yang rajin ya nak, kami mungkin tidak bisa mewarisi harta untuk kalian. Tapi kami akan selalu berusaha membekali kalian dengan ilmu. Karena dengan ilmu kita akan selamat dunia sampai ajirat. Dengan ilmu kalian bisa menjadi orang, dan kalian akan dapat mewujudkan mimpi kalian. Carilah ilmu yang bermanfaat. Dengan ilmu kalian bisa menjadi orang yang berguna”

begitulah petuah dari orangtua kami

Ummy, terimakasih banyak, engkau adalah semangat hidupku. Perjuanganmu membuatku memahami hidup. Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Ayah, terimakasih, kau mendidikku dengan baik. Meski menurutku didikanmu terlalu keras dan kaku, tapi buktinya engkau berhasil mengantarkan anak-anakmu menjadi lebih percaya diri, dan sekarang anak-anakmu telah tumbuh dewasa. Semoga kami bisa menjadi kebanggaan kalian.

Kakakku tercinta, Muthoriq Ibadillah dan Suparmo, kalian adalah teladanku. Terimakasih banyak karena kalian selalu menjadi pelindungku. Memberiku semangat disaat aku sedang kacau dan terpuruk. Petuah kalian juga akan tetap aku ingat.

Adekku yang paling cantik, Muti Maitsa, aku juga menyayangimu. Belajarlah dengan keras, jangan pernah berhenti. Ukirlah prestasi, jangan seperti aku ini yang malas...


dan nanti, orang akan bilang kepada kita 'DULU KAU BUKAN SIAPA-SIAPA'